5 Ilustrasi ini Menggambarkan Suka-Duka sebagai Pekerja Freelance, Ada yang Pas dengan Posisimu?

Ada yang kamu banget? coba komen dong!

Hai Roomers, semoga kalian masih tetap betah ya di rumah. Buat yang kotanya melakukan PSBB, dimohon untuk bersabar dan tetap di rumah untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-19. Semoga masa pandemi ini segera berakhir ya ๐Ÿ˜Š

Untuk kali ini, aku engga akan membahas tentang tips and trick atau self-motivation. Karena, aku mau mengeksplor sesuatu yang lain di luar dua hal itu.

Topik kali ini mengulas tentang perasaan suka-duka menjadi pekerja freelance atau istilah bekennya, freelancer. Kerjaan itu cukup sering digeluti terutama di masa-masa pandemi ini.

Bekerja sebagai seorang freelancer mungkin terlihat menyenangkan. Pernyataan ini didasarkan pada beberapa faktor, seperti waktu kerja yang fleksibel dan tidak terikat pada satu pihak. Namun, dibalik wara-wiri mereka, terdapat suka-duka yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Ulasan pada artikel ini adalah ilustrasi atau gambaran dari suka-duka menjadi freelancer. Berikut beberapa daftarnya!

1. Boss untuk diri sendiri, menyenangkan meski rasanya terlalu bebas.

cr: istockphoto.com

Aku ngalamin banget sih ini, dan rasanya itu bebas tanpa tekanan.

2. Tak terikat deadline. Kalian bisa melengkapi pekerjaan sampai dirasa siap untuk diserahkan!

cr: memegenerator.net

Hal ini beneran bikin kita lebih santai dalam menyelesaikan pekerjaan, tapi jangan terlalu molor juga ya!

3. Menanti bayaran dari customer. Ada yang full payment dan ada yang bayarnya nyicil!

cr: freelancinggig.com

Buat kalian yang kerja freelance melalui website penyedia kerja freelance, seperti sribulancer, fiverr, atau freelancer.com, mungkin pernah mengalami hal ini. Yang kalian harus lakukan adalah sabar dan tetap menggeluti pekerjaan freelance yang kalian bisa. Jangan nyerah ya!

4. Senangnya, kalian bisa nentuin jam istirahat selama apa pun!

cr: pinterest.ph.

Precious moment kalian waktu break yang unlimited, tapi tetap ingat tugas dan tanggung jawab, oke?

5. Terlihat menyenangkan, padahal aslinya tidak terlalu teroganisir. Benar ‘kan?

cr: pinterest.co.uk

Ngaku deh buat part yang ini! Pasti kebanyakan dari freelancer manajemennya begini.

Dari kelima ilustrasi di atas, ada yang sesuai dengan dirimu? Coba sebutin di komen! Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa like dan sharenya ya!

8 Cara Ampuh Mengatasi Rasa Jenuh dalam Bekerja

Coba lakuin ini kalo jenuh..

Hai Roomers! Aku harap kalian selalu sehat dan produktif di awal minggu ini. Meski pandemi belum juga berakhir, kalian engga boleh patah semangat ya ๐Ÿ˜Š

Edisi kali ini aku akan membahas tentang rasa jenuh selama bekerja. Karena belakangan ini aku rada jenuh nulis, jadi aku mau mengulas solusi untuk kejenuhan tersebut.

Setiap orang pasti merasakan rasa jenuh saat melakukan pekerjaan terus-menerus. Sibuknya rutinitas yang berulang itu membuat fisik dan hati lelah. Pengen istirahat, tapi tugas masih banyak. Rasa dilema pun menghampiri, lanjut kerja atau berhenti sejenak. Dua pilihan itu memiliki resiko tersendiri.

Terlepas dari dilema di atas, kalian tak akan bekerja secara maksimal jika rasa jenuh melanda. Hal itu dikarenakan rasa jenuh atau bosan memiliki arti mengharapkan sesuatu yang berbeda. Pernyataan ini diulas dalam salah satu artikel di laman online. Rasa jenuh atau bosan didefinisikan sebagai keadaan dimana pikiran mendambakan perubahan atau sesuatu yang baru.

Jika sudah merasakan hal tersebut, kalian pasti melakukan beragam kegiatan. Bahkan, kalian memutuskan untuk rehat atau hiatus dari pekerjaan yang seharusnya diselesaikan. Tapi, apakah kegiatan-kegiatan yang kalian lakukan cukup ampuh untuk mengatasi rasa jenuh? Atau malah tidak berdampak sama sekali? Berikut beberapa cara jitu untuk mengatasi kejenuhan!

1. Menyisipkan kegiatan selingan saat bekerja

cr: connectedwomen.co

Cara pertama ini kerap dilakukan oleh sebagian orang jika sudah dilanda rasa jenuh. Mereka menyisipkan aktifitas selingan di saat bekerja agar tak merasa monotone dengan pekerjaan yang terus dilakukan. Aktifitas selingan ini cukup beragam, seperti mendengarkan musik, bermain games, menonton video lucu, atau membaca buku.

Hal serupa telah diulas pada greatdayhr.com. Artikel pada laman tersebut menyatakan bahwa melakukan kegiatan lain saat bekerja (contohnya: mendengarkan musik) akan membuat kalian lebih menikmati pekerjaan. Dengan begitu, kalian tak akan merasakan jenuh dan akan menjadi lebih santai.

2. Manfaatkan akhir pekan dengan maksimal

cr: lifehacks.org

Rasa jenuh yang melanda juga bisa dikurangi dengan melakukan beragam kegiatan di akhir pekan. Kegiatan-kegiatan yang dikerjakan tentunya membuat pikiran dan hati kalian fresh. Kalian bisa melakukan hobby atau piknik di tempat-tempat favorit.

Selain itu, kalian bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk diri kalian sendiri atau keluarga. Pernyataan ini direkomendasikan oleh artikel di salah satu laman online. Artikel itu menyatakan bahwa waktu berkualitas dengan keluarga dapat menaikkan mood saat bekerja. Di samping itu, artikel tersebut juga menyarankan me time dengan kegiatan yang paling kalian gemari. Sudah coba cara ini belum?

3. Temukan potensi lain dalam diri sendiri

cr: daily-sun.com

Jenuh yang melanda juga bisa dikurangi dengan cara ini. Kalian mengeksplorasi bakat atau kemampuan lain dalam diri sendiri. Contohnya, kalian yang memiliki bakat pembukuan mempelajari tentang strategi marketing. Dengan demikian, kalian menyerap ilmu baru yang bermanfaat dan rasa jenuh pun teralihkan. Dari sinilah, kalian akan menyadari kemampuan lain yang belum diasah dengan sempurna. Kalian pun terdorong untuk terus belajar dan tak lagi merasa lesu dalam bekerja.

Bukti yang menguatkan fakta tersebut dilansir oleh jadikaryawan.com. Laman tersebut menyatakan bahwa mempelajari ilmu baru yang menantang dapat mengurangi rasa jenuh. Bahkan, laman tersebut menyarankan agar mempelajari ilmu yang berguna dan dapat diaplikasikan di tempat kerja.

4. Refleksi diri dan bersyukur

cr: holstee.com

Di tengah kejenuhan menyelimuti, kalian juga dapat merefleksikan diri selama bekerja. Refleksi diri dapat berupa kinerja, hasil yang telah dicapai, dan solusi atau rencana ke depan. Satu hal yang harus kalian ingat selama melakukan ini yaitu tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Kenapa tidak boleh membandingkan diri sendiri dengan orang lain? Karena hal itu akan menambah rasa jenug dalam diri kalian. Seperti yang dilansir oleh ruangfreelance.com, “Kita akan selalu merasa kurang jika terus membandingkan diri dengan orang lain.”

Maka dari itu, kalian mulai merefleksikan pencapaian pada pekerjaan yang kalian tekuni. Setelahnya, kalian akan menemukan motivasi untuk menjadi lebih baik.

Selain itu, kalian juga bisa bersyukur dengan pekerjaan yang kalian dapatkan. Kalian punmenyadari kesulitan orang-orang di luar sana yang sangat menginginkan pekerjaan tetap. Dengan begitu, kalian dapat mengambil hal positif dalam potensi diri dan pekerjaan yang ditekuni.

5. Pulang sesuai jadwal dan bersantailah

cr: yourstory.com

Di samping cara-cara di atas, kalian juga bisa memanfaatkan waktu sesudah pulang kerja. Kalian bisa manfaatkan kesempatan ini untuk melakukan kegiatan yang menghibur dan menyenangkan. Tapi, jangan berlebihan ya. Lakukan hobi dan nikmati waktu bersantai itu dengan sebaik mungkin.

Jika sudah bersantai, kalian jangan pikirkan masalah atau laporan di tempat kerja. Kalian melakukan pekerjaan hanya di jam kerja saja. Serupa dengan point pada artikel hipwee.com, kalian dianjurkan untuk mengesampingkan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini dilakukan agar rasa jenuh tak bertambah.

6. Lebih disiplin dan tertata

cr: drjonicewebb.com

Rasa jenuh pada diri kalian bisa dikikis dengan cara ini. Menjadi lebih disiplin dan tertataakan membuat kalian lebih bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Memang cara ini terkesan mendesak kalian agar lebih rajin, tapi tidak ada salahnya ‘kan dicoba.

Hal di atas diperkuat oleh salah satu point yang diulas pada doktersehat.com, menyarankan agar lebih terorganizir saat rasa jenuh menghampiri.

7. Membuat camilan kesukaan dan membawanya ke kantor

cr: foodtrients.com

Menyiapkan camilan favorit dan membawanya ke kantor juga merupakan solusi terbaik untuk menangani rasa jenuh. Kalian bisa meluangkan waktu sejenak untuk menikmati camilan sambil menepi daru padatnya pekerjaan. Selain itu, kalian mungkin dapat membuat daftar kegiatan yang akan dilakukan di akhir pekan.

Mengapa cara ini memungkinkan? Menurut artikel pada laman jadikaryawan.com, saat rasa jenuh melanda, kita memiliki asupan makanan yang sangat sedikit sehingga membuat kita sulit berkonsentrasi. Oleh karena itu, cara ini dipercaya dapat mengatasi rasa jenuh.

8. Meminta tambahan pekerjaan yang lebih menantang

cr. Iamwire.com

Yang terakhir, kalian bisa berdiskusi dengan atasan tentang pekerjaan yang lebih menantang. Cara ini sangat efektif, terutama bagi kalian yang menyukai challenge. Tapi, kalian harus melakukan hal ini dengan sungguh-sungguh. Jika pekerjaan tersebut berhasil, mungkin saja kalian akan mendapatkan kenaikan gaji atau jabatan. Menyenangkan bukan?

Nah, cara-cara di atas dapat kalian terapkan saat merasa jenuh dalam bekerja. Jangan lupa like dan sharenya ya. Thanks banget buat yang udah berkunjung dan singgah ๐Ÿ˜€

Ketika Sifat Ambisius dan Gengsi Berpadu

Bukan paduan yang sempurna dalam berakal atau bertindak..

Hai Roomers! Aku harap kalian selalu semangat menjalani aktifitas di kala pandemi yang masih setia menemani ๐Ÿ˜€ (meski sudah jenuh, tetap engga bisa terlalu sering keluar rumah ‘kan).

Minggu lalu ‘kan aku udah bahas di listicle tentang beragam keburukan dari sifat gengsi. Selain itu, aku udah mengulas tuntas tentang dampak positif dan negatif dari sifat ambisius. Dari situ, pasti kalian mulai memiliki gambaran tentang efek samping dari mempertahankan sifat gengsi dan ambisius.

Nah, artikel kali ini lebih ke arah renungan terhadap sifat gengsi dan ambisius yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Curhat pada artikel ini bukan rekayasa atau bermaksud menjatuhkan ya, tapi lebih ke arah refleksi untukku dan kalian semua yang membaca.

cr: thenews.com.pk

Mungkin gambar di atas sangat cocok dengan renungan ini, ketika ambisius dan gengsi berpadu. Dua sifat itu bukan kombinasi yang bagus. Aku berani menyatakan ini karena memang seperti itu kenyataannya.

Pernyataan di atas bermula dari aku yang menjalankan pekerjaan sebagai guru privat Bahasa Inggris. Pekerjaan ini aku tekuni karena waktunya yang fleksibel. Selain itu, tanggung jawabnya tidak seberat guru di sekolah.

Dari pekerjaan ini, aku menemukan beragam moral value yang bermanfaat dari orang tua murid di jaman sekarang. Kalo mau dibandingkan sama orang tua jaman dulu, orang tua jaman sekarang sungguh jauh berbeda. Hal itu sangat tampak dari cara mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anak mereka.

Dari apa yang aku amati, mereka tidak begitu memberikan wejangan terhadap anak-anak, terlebih bagi mereka yang bekerja dan sibuk mengais rupiah. Alhasil, anak-anak kurang memahami hal-hal umum di sekitarnya. Padahal, memahami hal-hal umum di masa kecil sangat penting untuk perkembangan anak. Selain hal-hal umum, anak-anak juga harus dibekali dengan sikap sopan-santun yang baik untuk pribadi mereka.

Memang sih pola didik setiap orang tua berbeda, tapi jangan sampai melupakan hal-hal esensial untuk anak-anak, terutama saat anak masih dalam usia tumbuh kembang. Mereka juga butuh pengarahan yang jelas tentang beragam hal; bukan hanya urusan sekolah saja.

Kelalaian di atas mungkin tidak disadari oleh beberapa orang tua ya. Malah, lebih anehnya lagi, mereka bersikap ambisius dalam hal perkembangan dan pendidikan anak. Mereka berharap anak-anaknya menjadi orang besar. Hal itu mengakibatkan mereka menyekolahkan anak-anak di sekolah bertaraf internasional dengan standar kurikulum luar negeri.

Sekolah bertaraf internasional memang bagus ya karena bahasa pengantarnya Bahasa Inggris. Selain itu, ilmu-ilmunya jauh lebih mendalam dibanding sekolah umum. Jika ditilik dari segi keuntungan, tentu ilmu dan hasil belajarnya bermanfaat untuk masa depan anak. Bahkan, anak-anak mungkin jauh lebih cerdas dalam menguasai bahasa asing.

Hal-hal tersebut akan bekerja jika kemampuan anak mumpuni. Namun, faktanya sangat berbeda. Orang tua yang ambisius dan mempertahankan gengsi justru merasa yakin bahwa anak-anaknya mampu untuk pendidikan yang seperti itu meski sebenarnya, anaknya kurang cocok atau skillnya pas-pasan.

Kalo mereka baca artikel ini, pasti nanya lagi, “Ambisius dan gengsi di mananya sih? Kita cuman mau yang terbaik untuk anak-anak kita.”

Pertanyaan-pertanyaan serupa akan bermunculan. Setelah itu, mereka akan terus terheran-heran denganku yang menganggap mereka ambisius dan mempertahankan gengsi (asli emosi kalo udah naif gitu).

Ambisiusnya sudah keliatan muluk, padahal belum tentu ambisi mereka sama dengan keinginan anak-anak. Pertahanan gengsinya terlihat dari memilih sekolah. Mereka tidak mempertimbangkan secara matang saat mendaftarkan anak-anak di sekolah yang kurikulumnya cukup tinggi.

Hal ini didasarkan pada trend sekolah bertaraf internasional yang sangat digandrungi di masa kini. Mereka sekedar ikut-ikutan menyekolahkan anak hanya karena anak-anak yang lain mampu bersekolah di sekolah dengan taraf serupa. Ditambah lagi, mereka yakin dengan bersekolah di sekolah itu, anak-anak mereka akan sukses di kemudian hari.

Padahal, ukuran kesuksesan anak bukan karena sekolah bertaraf internasional dan bergengsi. Banyak lho anak-anak yang sukses bukan dari sekolah bertaraf luar negeri. Maka dari itu, sebaiknya sifat gengsi dan ambisius tidak dianjurkan untuk bersatu.

Jika dua hal ini dipadukan, maka tidak akan ada habisnya. Sedikit demi sedikit, kita akan mendengarkan atau melihat hidup orang lain. Setelahnya, kita terbawa arus untuk mengikuti langkah tersebut. Kalo langkahnya benar tidak masalah. Nah, semisal langkahnya keliru, apa bisa kita kembalikan di awal? ‘Kan sudah ga mungkin.

Sifat ambisius dan gengsi memiliki kelebihan tersendiri, tapi tidak dalam taraf yang berlebihan. Jadi, kalian harus lebih bijak dalam mengandalkan keduanya. Bukan dijadikan patokan dalam hidup ya. Lebih tepatnya, digunakan untuk sesuatu yang lebih fit-in dengan kemampuan kalian.

Sekian renunganku tentang dua sifat di atas ya. Apabila ada kritik atau saran, kalian bisa komen ya. Thanks banget buat yang udah berkunjung dan singgah. See you on the next listicle! ๐Ÿ˜

Design a site like this with WordPress.com
Get started