Hai Roomers! Apa kabar kalian semua?? Pasti masih sehat dan semangat untuk menjalankan aktifitas masing-masing ‘kan. Aku kembali lagi dengan artikel terbaru.
Tema kali ini jauh berbeda dari topik sebelumnya. Tema ini lebih mengarah pada perilaku seseorang yang gemar mengikuti tingkah atau gelagat yang dilakukan olen orang lain.
Beberapa orang yang suka mengimitasi ciri khas atau gaya orang lain tentunya bukan hal baru bagi kita semua. Istilah yang mengacu pada perilaku tersebut dikenal sebagai copycat.
Jika dilihat dari segi arti, seperti yang dilansir oleh Sisternet, arti copycat merujuk pada orang yang suka meniru orang lain. Sementara menurut Digopaul, copycat mengarah pada orang-orang yang menyalin kegiatan orang lain dan tampak tak memiliki ide mereka sendiri.
Wah, kalau dipahami berdasarkan dua arti tersebut, kesannya semacam menjengkelkan. Beberapa orang juga menilai copycats merupakan pribadi yang menempel pada kesukaan dan pendapat orang lain.
Kalian juga mulai bereaksi tentang para copycats yang menjengkelkan. Beberapa dari kalian juga mungkin mencerca mereka karena tampak kurang kreatif.
Namun terlepas dari hal-hal di atas, ternyata ada beberapa fakta dibalik seorang copycat. Apa saja faktanya? Berikut ulasannya!
1. Kurang percaya diri dengan hasil kerjanya
Fakta pertama ini tentunya mengejutkan. Why? Karena yang kalian lihat dari luarnya ‘kan mereka tampak bangga dengan kegiatan meniru yang dilakukan.
Padahal, mereka sebenarnya kurang yakin dengan hasil kerjanya sendiri. Mereka takut untuk menjadi berbeda seperti yang dilansir dalam kumparan.com. Pada artikel itu juga disebutkan bahwa copycats melihat bagaimana pendahulunya sukses pada suatu bidang.
2. Tidak menemukan karakter atau ciri khas diri yang sebenarnya
Yang berikutnya sudah sangat mengacu pada problem identitas pelaku copycat. Mereka tak menemukan karakter diri yang sebenarnya. Mereka terpaku pada hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang dianggap pantas untuk dirinya.
Hal itu disebabkan oleh pola pikir seseorang yang keliru tentang konsep imitasi. Di salah satu laman, Dr. Peggy Drexler menuturkan bahwa terkadang seseorang melihat menirukan orang lain jauh lebih mudah daripada mencari yang baru atau tersembunyi.
3. Ingin diakui seperti panutannya
Fakta yang satu ini terdengar seolah mereka iri dengan orang lain yang menjadi panutannya. Mereka yakin bahwa identitas mereka diakui setelah meniru orang lain. Sehingga, mereka pun tak merasa bersalah setelah menyalin ciri khas seseorang.
Padahal, meniru bukan solusinya. Hal itu dituturkan oleh psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi di salah satu situs. Ariani menyatakan bahwa seseorang mencoba meniru orang lain yang dianggap keren tujuannya agar nilai dirinya di mata orang lain terangkat meski terkadang gagal.
4. Enggan berusaha menemukan sesuatu yang berbeda
Selain fakta-fakta di atas, pelaku copycat juga enggan berusaha menemukan sesuatu yang berbeda. Mereka lebih nyaman dengan sesuatu yang nerupakan ciri khas orang lain.
Dalam arti lain, mereka malas menyesuaikan kesukaan diri. Hal itu dinyatakan dalam salah satu artikel. Pada artikel tersebut malas adalah ciri dari seorang atau sekelompok orang yang cenderung meniru orang lain.
5. Kurang mampu mengekspresikan diri
Yang terakhir, mereka termasuk tipikal pribadi yang kurang cakap dalam mengekspresikan diri. Mereka menyalin ciri khas dari seseorang tanpa merasa bersalah.
Hal itu dibuktikan oleh psikolog Vera Itabiliana yang diulas oleh CNN. Ia menyatakan bahwa mereka sebenarnya menderita, dan ada bagian diri mereka yang tidak dapat diekspresikan keluar. Vera juga menambahkan bahwa mereka bisa saja mengalami kebingungan identitas atau identity confusion.
Meniru atau terinspirasi dari seseorang boleh saja dilakukan. Namun, janggan lah terlalu sama. Setidaknya tambahkan sesuatu yang menjadi citi khas kalian. Dengan begitu, kalian bisa lebih berbangga diri ata hasil usaha tersebut.
Sekian pembahasanku tentang copycat dan fakta-faktanya. Semoga dapat bermanfaat bagi kalian semua. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca 😀