7 Hal yang Harus Dilakukan dalam Melewati Quarter Life Crisis, Dicatat ya!

Sosial Media juga berpengaruh lho..

Hai Roomers! Aku harap kalian selalu sehat dan produktif ya. Aku bawa listicle lagi nih 😀

Tema listicle ini masih berkaitan dengan fase Quarter Life Crisis yang kerap dialami oleh kaum millenial. Fase tersebut sangat familiar, namun hanya beberapa orang yang mengetahui beragam faktanya.

Seperti yang telah diketahui, fase QLC menyebabkan beragam ketakutan, seperti karir, status pernikahan, dan tujuan hidup yang sebenarnya. Hal-hal tersebut kerap menganggu dan menyebabkan rasa insecure yang berlebihan.

Maka dari itu, pada artikel ini, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan dalam melalui fase QLC. Berikut beberapa ulasannya!

1. Tidak memeriksa sosial media terlalu sering

cr: everydaypower.com

Di jaman serba digital ini, sosial media menjadi sebuah prioritas bagi kebanyakan orang. Beragam aktifitas dan pencapaian dibagikan sebagai bukti aktualisasi diri dan ajang popularitas.

Namun, terlepas dari hal tersebut, ada beberapa atau sebagian orang yang sedikit terganggu dengan kebiasaan itu, khususnya orang yang mengalami fase QLC. Mereka yang terdistraksi biasanya cenderung membandingkan pencapaian diri sendiri dengan apa yang tersebar di sosial media milik teman atau rekan kerjanya.

Jika hal itu terus dibiarkan, maka akan timbul depresi dan fase QLC tidak dapat dilewati dengan tenang. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untuk tidak memeriksa media sosial terlalu sering. Karena melihat hasil pencapaian itu tentu membuat kalian merasa bahwa teman atau rekan kerja telah melangkah lebih jauh. Hal itu juga memungkinkan kalian merasa tertinggal.

Pernyataan di atas didukung oleh salah satu point pada artikel di laman Rencanamu. Salah satu point pada artikel itu menyatakan bahwa setiap orang memiliki keberhasilan dan kesuksesan sendiri, dan tidak seharusnya pencapaian yang dibagikan menurunkan motivasi dalam berusaha.

2. Kenali tujuan hidup

Cr: verilymag.com

Berikutnya yaitu kalian harus menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup di sini mengacu pada sesuatu yang sungguh dicari. Bukan hanya sekedar tujuan atau motif seperti yang biasa muncul dan diupayakan tanpa cara yang tepat.

Pernyataan di atas didukung oleh statemen pada artikel di laman Berkeluarga. Statemen tersebut menyatakan bahwa menentukan tujuan dapat memotivasi diri agar fokus dengan tujuan tersebut.

3. Terbuka pada perubahan situasi dan hubungan

cr: ownmygrowth.com

Seiring berjalannya waktu, situasi dan hubungan pun berubah. Hal itu akan membuat kalian bertanya-tanya. Mendadak, kalian merasa kebingungan dan serasa ditinggalkan.

Jika sudah seperti itu, kalian disarankan untuk lebih terbuka terhadap perubahan situasi dan hubungan. Hal itu mungkin terasa berast, namun patut untuk dilakukan. Pasalnya, kalian engga mungkin terus-menerus terpuruk dengan kesendirian atau kesepian.

Hal tersebut didukung dengan pernyataan pada laman Studilmu. Artikel di laman itu menyatakan bahwa kehidupan yang realistis selepas masa kuliah membuat kita semua sadar akan hilangnya teman-teman secara perlahan. Mereka mulai fokus mengejar tujuan dan cinta sehingga kita pun merasa sendiri. Maka dari itu be open-minded ya!

4. Menggalih potensi lain dalam diri

cr: careerpivot.com

Berikutnya, kalian juga bisa menggalih potensi lain dalam diri. Hal ini dapat dilakukan dengan mencoba beberapa hobi lain yang belum pernah dilakukan. Tujuannya adalah agar segala ketakutan kalian akan masa depan teralihkan.

Fakta ini didukung oleh artikel pada laman Hipwee. Salah satu point menyebutkan bahwa aktivitas baru dapat membuat seseorang menjadi lebih produktif dan melupakan kegelisahan tentang masa depan. Selain itu, aktivitas baru juga dapat membanyu seseorang berpikir lebih positif. Jadi, jangan takut untuk memulai hal baru ya, Roomers!

5. Menikmati proses yang berlangsung

cr: adventago.com

Terkadang kalian mungkin merasa situasi saat ini bukan lah waktu yang menyenangkan karena terbelenggu oleh kegelisahan akan masa depan. Namun, jangan jadikan hal itu sebagai sebuah penghalang dalam menikmati hidup. Setidaknya, kalian bertahan dan menikmati proses yang sedang berlangsung.

Seperti yang diulas pada laman Matain. Dalam laman tersebut menyatakan bahwa segala sesuatu memiliki proses dan ada kalanya kita membiarkan semua berjalan apa adanya.

6. Bersyukur dengan apa yang dimiliki

cr: cardinalpath.com

Selain hal-hal yang sudah disebutkan, kalian juga jangan lupa untuk bersyukur dengan apa yang dimiliki. Karena tidak semua orang berada pada kondisi yang kalian alami. Bahkan, kondisi yang dialami oleh orang-orang di sekitar mungkin berbanding terbalik dan di luar dugaan.

Oleh karena itu, kalian harus bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini. Karena dengan begitu kalian bisa lebih ikhlas dan berlapang hati dalam menjalani hidup. Hal ini serupa dengan ulasan pada laman Cakap.

Salah satu pointnya menyatakan kunci dalam mengatasi QLC adalah dengan menerima apa yang dimiliki dan jangan mengeluh. Karena mengeluh hanya akan membuat diri sendiri terjebak pada kondisi yang sama.

7. Jangan menaruh harapan lebih

cr: yourquote.in

Yang terakhir, kalian tidak seharusnya menaruh harapan secara berlebihan. Berharap lebih hanya menimbulkan rasa kecewa yang dapat membuat motivasi kalian dalam melakukan sesuatu semakin menurun.

Point ini diulas berdasarkan artikel pada laman Mojok. Artikel tersebut menyebutkan bahwa kita harus mengatur ekspektasi dan tidak perlu terlalu berharap terhadap sesuatu yang baru dimulai.

Sekian pembahasan tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam menghadapi fase QLC. Jangan lupa like dan komennya. See you on the next post!

Author: Fransisca

Penulis random dengan opini pribadinya yang sederhana.

One thought on “7 Hal yang Harus Dilakukan dalam Melewati Quarter Life Crisis, Dicatat ya!”

  1. Hey I saw that you added my blog in your post
    I want to say BIG thank you for sharing my knowledge
    I hope that your fans and followers like it
    Have a lovely day from Adventgao 🙂

    Like

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started